Welcome to my blog guys, Hopefully you will find what you are looking for

Catatan Seorang Demonstran Resensi

Sampul1_Catatan_Seorang_Demonstran
Judul Buku : Catatan Seorang Demonstran
Penulis : Soe Hok Gie (Gie)
Jumlah Halaman Buku : 415 halaman
Genre : Sejarah/Memoir
Penerbit : LP3ES
Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie merupakan catatan harian dari Soe Hok Gie yang menceritakan tentang apa saja yang dialami Gie semasa hidupnya yang kemudian dibagi menjadi delapan bagian. Kata pengantar hingga bagian 1 berisikan pandangan orang lain tentang diri Soe Hok Gie. Bagian ini meliputi: kata pengantar oleh Harsja W. Bactiar (Dekan Fakultas Sastra UI semasa Gie menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut), Sebuah Renungan oleh Arief Budiman (kakak kandung Gie), Catatan Seorang Pengagum oleh Mira Lesmana, Teropong Manusia Indonesia oleh Riri Riza, dan tulisan Daniel Dhakidae yang mengenal Gie melalui karya-karyanya. Bagian selebihnya merupakan catatan harian Gie sendiri, mulai 4 Maret 1957 hingga 8 Desember 1969.
Bagian 2 (Masa Kecil), bagian 3 (Di Ambang Remaja), dan bagian 4 (Lahirnya Seorang Aktivis) menggambarkan latar belakang kejiwaan Soe Hok Gie.Bagian 5 (Catatan Seorang Demonstran) menceritakan kiprah Gie sebagai seorang pemuda pada masa memuncaknya demonstrasi 1966. Bagian 6 (Perjalanan ke Amerika), bagian 7 (Politik, Pesta, dan Cinta) serta bagian 8 (Mencari Makna) merupakan catatan sehari-hari yang melukiskan peristiwa, pendapat, gejolak perasaan dalam liku-liku kehidupannya sebagai seorang pemuda yang tak lepas dari libatan kegembiraan, kesedihan, kebencian, percintaan, dan kekecewaan.
***
Ini buku bergenre memoir pertama yang aku baca and I’m so amazed about this book. Banyak banget peristiwa sejarah penting yang diceritakan oleh Soe Hok Gie. Dan yang paling berkesan ketika Soe Hok Gie dan mahasiswa-mahasiswa lainnya turun memenuhi jalanan dan berdemonstrasi secara besar-besaran pada tahun 1966, dalam upaya protes atas kebijakan-kebijakan dari pemerintahan Orde Lama yang dianggapnya menyusahkan dan memberatkan banyak kalangan terkhususnya bagi para mahasiswa.
Secara pribadi, dalam buku ini aku melihat sosok Soe Hok Gie sebagai seorang intelektual bebas yang sangat idealis, kritis, berani, dan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Bagaimana tidak, dia berani untuk melawan dan mengkritik pemimpin-pemimpin Orde Lama termasuk Ir.Soekarno yang dianggapnya telah menyusahkan rakyat masa itu. Karena kepribadiannya, dia disegani baik dari kalangan mahasiswa maupun para petinggi-petinggi Negara saat itu. Namun sayang, karena begitu idealis, banyak juga yang tidak menyukainya dan ingin untuk menjatuhkannya.
Dunia percintaan Soe Hok Gie juga tidak kalah menarik. Entah kenapa ketika menyangkut tentang masalah percintaan, dia terkesan begitu lemah. Sosok intelektual yang ada pada dirinya seakan-seakan memudar kala dia bersama wanita-wanita yang dicintainya.
Dan satu yang selalu terjadi pada Soe Hok Gie, yaitu penolakan. Dia kerap kali mendapat penolakan-penolakan baik dari kalangan mahasiswa, petinggi-petinggi Negara, bahkan keluarga dari wanita-wanita yang dicintainya yang tak satupun ingin menerima Soe Hok Gie untuk menjadi bagian dari mereka. Ironisnya lagi, sewaktu wafat pun, jasadnya seakan-akan tidak diterima di tempat ia lahir.
“Gie.. seorang intelektual yang bebas adalah seorang pejuang yang sendirian. Bersedialah menerima nasib ini, kalau kau mau bertahan sebagai seorang intelektual yang merdeka: sendirian, kesepian, dan penderitaan.” Sebuah surat dari teman Gie yang nampak jelas melukiskan jalan hidup yang dipilih Soe Hok Gie.
Overall, buku ini bagus banget dan wajib buat dijadiin bahan bacaan, terkhususnya bagi para kaum muda Indonesia.
***
Happy reading for you rock star 


You may also like

Tidak ada komentar: